Jumat, 30 September 2011

Hakekat Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Hakekat Pelaksanaan Pembelajaran
Oleh Gatot Jariono
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menentukan jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah 28 orang peserta didik untuk SD, dan 32 orang peserta didik untuk satuan pendidikan SMP/SMA/SMK atau yang sederajat. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Buku teks pelajaran yang akan digunakan dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran (satu banding satu/mata pelajaran).Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

Menurut Husdarta (2009: 164) dalam pelaksanaan pembelajaran akan terjadi suatu transfer dari guru kepada peserta didik atau sebaliknya. Ada tiga aspek yang terkait dengantransfer belajar yaitu:
a. Peranan transfer dalam kondisi belajar skill seperti mempertimbangkan drill dalam sepakbola atau memperhatikan hasil latihan melakukan tembakan bebas dalam permainan bolabasket dengan melakukan tembakan bebas pada saat bertanding.
b. Bagaimana transfer itu diukur? Transfer ini dapat diestimasi peningkatan atau penurunan keterampilan sebagai hasil darilatihan atau pengalaman dan transfer ini pula dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada tugasnya.
c. Transfer sebagai sebuah kriteria untuk belajar seperti tes retensi dalam hal ini ada dua kriteria transfer yaitu: (1) near transferartinya tujuan belajar yang relatif sama dengan tugas latihan dan,(2) near transfer artinya tujuan belajar berbeda dengan kondisi latihan yang sesungguhnya.

Dalam pengelolaan kelas, guru harus memperhatikan: (1) mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, (2) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik, (3) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik, (4) menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik, (5) menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, (6) memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, (8) menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, (9) menghargai pendapat peserta didik, (10) memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, (11) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya, (12). guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman dan guru. Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu peserta didik untuk mencari temukan hal-hal yang baru dan inovatif. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan siswi belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.
Pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran dimana peserta didik dihadapkan pada masalah, persoalan-persoalan dilematis, yang jawabannya membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Pembelajaran yang memotivasi adalah pembelajaran yang mendorong dan memberi semangat pada peserta didik untuk mencapai prestasi, berkompetisi, berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi pembelajaran.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan masalah, dan inovasi. Elaborasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna. Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus.
Dalam kegiatan penutup, guru: (1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan (5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Uno (2010:2) mengutip pendapat Degeng yang mengatakan bahwa “Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.”
Menurut Munandir (2009: 48):
”Pembelajaran itu suatu sistem,satu kebulatan sistem. Dalam pendidikan pada latar sekolah, sistem pembelajaran ada bersama dengan sistem bimbingan dan sistem administrasi-pengelolaan-supervisi; ketiganya subsistem,bagian dari sistem pendidikan di sekolah.”

Suwati mengungkapkan (2008: 21) “Konsep dasar pembelajaran adalah melakukan proses perubahan kemampuan peserta didik,khususnya pada aspek positif dari kehidupan.”
Selanjutnya Mulyana (2010: 12) mengatakan bahwa “keberhasilan peserta didik dalam belajar,tidak lepas dari kepintaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru yang cerdas dan hebat mempunyai banyak metode pembelajaran.”
Menurut Mulyasa (2007: 21),”pembelajaran harus menekankan pada praktek, dengan pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.” Pendapat tersebut sejalan dengan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang lebih menekankan pada pembelajaran praktek.
Penjas merupakan suatu mata pelajaran spesifik yang diajarkan di sekolah karena melibatkan 3 (tiga) domain sekaligus.Melalui pembelajaran penjas,peserta didik diharapkan sehat jasmani dan rohani. Husdarta (2009: 9) mengatakan bahwa “pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik,domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif.” Kerangka pemikiran tersebut menurut Husdarta (2009: 19) dapat dilihat sebagai berikut:








Gambar 2.1. Domain Pembelajaran Penjas
Menurut Lutan,dkk. (2002: 47) bahwa pendidikan jasmani merupakan inti dari pendidikan.Dia juga berpendapat bahwa nilai penting dari olahraga adalah solidaritas.Partisipasi seseorang dalam pendidikan jasmani membina kebiasaan untuk aktif di sepanjang hidupnya.Karena itu, program pendidikan jasmani harus dapat membangkitkan motivasi untuk mencapai pola hidup sehat, toleransi, dan selain itu memperkenalkan kenikmatan jasmaniah dari kegiatan berolahraga.
Mirman, dkk (2007: 7-8) mengutarakan tentang tujuan pendidikan jasmani yaitu (a) pengembangan individu secara organis, (b) pengembangan individu secara Neuromuskuler,(c) pengembangan individu secara intelektual, (d) pengembangan individu secara emosional.
Husdarta (2009: 76) mengatakan bahwa “sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan,pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar